Wednesday, February 20, 2019

KKR "Hidup yang Baru" dan Retreat

Pada hari rabu 20 Februari 2019, sekolahku mengadakan sebuah KKR. Disana kam mendengarkan khotbah yang bertema "Hidup yang Baru", banyak hal yang diampaikan oleh pendeta yang bernama Johan Nugroho. Sebelumnya pendeta ini sudah pernah datang ke sekolah kami tahun yang lalu. Setiap pendeta ini menyampaikan pidatonya pasti dimulai dari hal hal yang lucu atau sebuah lelucon, namun ketika berakhir hal hal yang lucu tersebut mulailah pendeta Nugroho menyampaikan hal hal yang serius.

Kemarin khotbah tersebut diulai dari kesaksian si Pendeta, ia memiliki seorang murid yang pandai dalam pendidikan. Ada hal yang membuat murid ini merasa ia terbebani oleh suatu hal sehingga ia datang ke Bapak Nugroho. Ia menceritakan semua hal yang membebani dia danhal yang paling mengejutkan adalah ketika ia membuka jaket di bagian lengganya terdapat sayatan-sayatan pisau yang lumayan banyak. Pak Nugroho pun terkejut melihat kondisi anak ini, awalnya murid ini terlihat sehat namun ,tangan si murid ini ternyata banyak sayatan-sayatan pisau.

Kesaksian kedua saya tidak mengingatnya lagi, namun kesaksian ketiga merupakan kesaksian seorang teman pendeta ini yang bernama Samuel. Dulu ketika seorang ibu yang memiliki 8 orang anak melahirkan seorang anak lagi yang bernama Samuel mereka mengalami krisis ekonomi, namun ada saudara yang kaya dari ibu ini yang sangat ingin memiliki seorang anak dengan alasan bahwa kalian sudah memiliki banyak anak sedangkan kami sama sekali belum memilikik seorang anak pun. mereka mau menanggung semua biaya rumah sakit dari si anak yang bernama Samuel tadi. Ada satu sifat yang buruk dari ayah agkat Samuel ini yaitu, ia suka memukul anaknya, ketika ia dipukul ia hanya bisa berdiam diri saja tidak ada yang bisa dilakukannya. Setelah sssi ayah angkat ini memukulnya ia pun merasa menyesal dan ia pergi ke sebuah toko mainan untuk membelikan mainan yang bagus , begitu juga hal yang ia lakukan ketika ia menyesal memukul anaknya. bahkan Samuel pernah diikat dan di letkkan di sebuah tempat sampah yang berada diluar rumahnya. hari demi hari pu berlalu dan Samuel pun sudah beranjak dewasa. Samuel merupakan orang yang multi talenta ia bisa bermain beberapa alat musik dan juga kung fu. Ada suatu hari ayah angkat Samuel mau bertindak kasar lagi namun Samuel tidak dapat menahan emosinya, ia pun memberikan perlawanan diri ia mencoba memegang kepala ayahnya untuk diantukkan ke sebuah sudut meja namun ada suatu hal yang menahan dirinya untuk melakukan itu ia langsung melepaskan tanggannya dn ia merasa bahwa dirinya sangat buruk (jahat). Ia berlari dari lantai tingkat 2 rumahnya untung saja ia tidak meninggal, namun ia merasakan sakit yang luar biasa pada bagian kakinya. ketika ia sakit dan uangnya terkuras untuk biaya penyembuhannya  ia malah ditinggalkan oleh ayahnya, bukan hanya ayahnya saja utang ayahnya juga ditinggalkan. ibu angkat dari Samuel mau tidak mau menanggung semua utang ayahnya, lama kelamaan ibunya merasa tidak sanggup lagi untuk meneruskannya ia lari dari semua permasalahan ini juga sehingga hanya Samuel seorang diri saja. ibunya menikah dengan orang Belanda dan menurut sebuah informasi ternyata ayahnya sudah meninngal dan telah menikah lagi sebelum ia meninngal dengan seorang wanita di Bali. Samuel pun masuk dalam sebuah universitas yang mengajar keagamaan kristen atau sebuah sekolah teologi. ketika ia mendengarkan bahwa ayanya telah meninggal, ia langsung pergi ke Bali untuk memakamkan ayahnya dan tanpa disadari ternya ayahnya meninggalkan banyak harta dan istri keduanya serta anaknya meminta belas kasihan dengan alasan kami mau tunggal dimana dan anak kami masih kecil, dengan lapang dada dan ikhlas ia memberi semua harta dari ayahnya ke mereka. Mereka sangat gembira dan mengucapkan terima kasih kepada Samuel. Setelah Samuel memberikan hartanya banyak orang mengolok-olok Samuel ada yang mengatakan bodoh dan hal lainnya, namun Samuel tidak memperdulikan hal itu karena ia telah ikhlas dan lapang dada memberikan semua itu ke anak kandung dari Mendiang ayah angkatnya itu.

Setelah kesaksian itu kami semua di doakan dan mungkin banyak orang yang menangis dalam doa, namun banyak juga yang tidak menangis termasuk saya. setelah itu semua murid kembali ke kelasnya masing-masing.


pada hari ini 21 Februari 2019 sekolah kami juga mengadakan retreat ke Sinaksak,Pematang Siantar. banyak orang yang mensarankan saya untuk ikut namun, saya tetap menolak karena beberapa hal mulai dari permasalahan dana, fasilitas yang kurang menarik (menurut saya), dan juga ada hal hal lainnya. sekian dari semua ini sekian terima kasih telah membaca.

No comments:

Post a Comment

KKR "Hidup yang Baru" dan Retreat

Pada hari rabu 20 Februari 2019, sekolahku mengadakan sebuah KKR. Disana kam mendengarkan khotbah yang bertema "Hidup yang Baru", ...